TIGA
TOKOH FILSAFAT YUNANI YANG FENOMENAL
Filsafat
merupakan cara pandang atau pemikiran terhadap konsep kehidupan. Manusia
diberikian akal sehingga manusia dapat berpikir. Manusia dapat melakukan
perubahan-perubahan baik terhadap dirinya maupun perubahan lingkungan karena
manusia berpikir. Dengan berpikir membuat manusia memperolah pengetahuan.
Sejarah
mengenai filasat dimulai dari filsafat zaman kuno (Yunani) sampai dengan
filsafat modern. Perkembangan pemikiran muncul bersama dengan pencarian
kebenaran. 3 tokoh filsafat kuno yang paling berpengaruh karena
pemikiran-pemikirannya yang fenomenal pada saat itu.
1.
SOCRATES
a.
Biografi
Lahir di
Athena Yunani 470 SM dari seorang perempuan yang bernama Phainarete yang
bekerja sebagai bidan. Ayah Socrates adalah Sophroniscos yang bekerja sebagi
pemahat patung dari batu. Socrates memperistri Xantippe dan dikaruniai 3 orang
anak Ramprocles, Sophroniscos, dan Menexene. Socrates tumbuh menjadi pribadi yang
baik, jujur, dan adil. Cara hidupnya sederhana, pakaian seadanya dan kumal,
tanpa alas kaki.
Socrates
menyampaikan pemikiran-pemikirannya dengan metode tanya-jawab yang terilhami
dari pekerjaan Ibunya sebagai bidan. Metode Dialektika (Maieutika-seni kebidanan) dilakukan Sokrates dengan cara:
–
Mendatangi
orang-orang dengan latar belakang berbeda (ahli politik, pejabat, tukang, dan
lain-lain)
–
Menganalisis
pendapat-pendapat
Socrates tidak pernah menulis. Namun
demikian ide atau pemikiran-pemikirannya ditulis oleh muridnya yaitu Plato.
b.
Pemikiran-Pemikiran
Socrates
•
Pada
saat itu ajaran dari kaum sofis mengatakan bahwa kebenaran adalah relatif. Semua
pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat
umum. Tentu saja ajaran ini sangat membingungkan karena mengguncang keyakinan
beragama. Plato kemudian menyampaikan pemikirannya bahwa tidak semua kebenaran bersifat relatif. Sebagian pengetahuan
bersifat umum dan sebagian lagi bersifat khusus. Pola pemikiran seperti ini
merupakan pola berpikir induksi/pengetahuan yang sifatnya umum berpangkal dari
pengetahuan yang bersifat khusus).
•
Jiwa
manusia bukan hanya nafas semata, melainkan manusia hidup memiliki “ruh”atau
asas hidup yang berarti lebih mendalam. Karena jiwa adalah intisari atau
hakikat kehidupan manusia, maka manusia harus mengutamakan kebahagiaan jiwanya
(memiliki daimon atau jiwa yang baik)
•
Keutamaan
adalah Pengetahuan
– Semua hal terkait dengan pengetahuan
telah ada
– Baik dan Jahat dikaitkan dengan
pengetahuan bukan pada kemauan
Untuk
mengetahui keutamaan pada umumnya maka sifat-sifat khusus harus dihilangkan.
Pengetahuan umum itu adalah definisi. Cara
tersebut menemukan cara berpikir induktif.
•
Keabadian
atau Imortalitas
– Orang mati hanya meninggalkan jasad
– Ruh akan menuju ke alam selanjutnya
– Ruh sudah ada sebelumnya
2.
PLATO
Lahir
tahun 427/428 SM di Athena
Murid
kesayangan Socrates
Dikenal
dengan Bapak Filsafat Barat
Membukukan
pemikiran-pemikiran Filsafat:
a.
Phaidon
b.
Symposion
c.
Politeria
d.
Phaidros
e.
Republica,
dll
Ajaran tentang Ide
a.
Ide
menurut Plato: ada ide-ide yang terlepas dari subjek yang berpikir
b.
Semua
yang ada di entitas ini semua ada di alam ide-ide tersebut
c.
Ide
tidak tergantung pada pemikiran, sebaliknya pemikiran bergantung pada ide
d.
Ajaran
tentang Jiwa
a.
Jiwa
sebagai pusat/inti sari kepribadian manusia
b.
Kebakaan
Jiwa: Jiwa manusia itu baka
-
argumen:
kesamaan yang terdapat antara jiwa dan ide
c.
Mengenal
sama dengan mengingat
d.
Jiwa
terdiri dari 3 bagian:
-
Rasional
(to logistikon)
-
Keberanian
(to thymoaeides)
-
Keinginan
(to epithymetikon)
e.
Ajaran
tentang Negara
-
Tujuan
hidup manusia adalah tujuan yang baik (eudamonia atau well-being)
-
Untuk
hidup yang baik harus dalam negara yang baik
-
Konsep
negara ideal:
Ø
Golongan
tertinggi: orang-orang yang memerintah (filosof)
Ø
Golongan
pelengkap/menengah: prajurit
Ø
Golongan
terendah: rakyat biasa, petani, pedagang, tukang.
ANALOGI NEGARA DENGAN TUBUH
TUBUH
|
JIWA
|
SIFAT
|
NEGARA
|
Kepala
|
Akal
|
Kebijaksanaan
|
Pemimpin
|
Dada
|
Kehendak
|
Keberanian
|
Pelengkap
|
Perut
|
Nafsu
|
Kesopanan
|
Pekerja
|
3.
ARISTOTELES
Lahir pada 384
SM-322 SM. Aristoteles merupakan murid Plato.
Pemikiran
Aristoteles dibagi menjadi 3 bagian:
a.
Pada
saat masih belajar di Akademia Plato
b.
Pada
saat menggembara
c.
Pada
saat memimpin Lyceum
Pemikiran
Aristoteles
a.
Realitas
tertinggi adalah apa yang kita pikirkan dengan akal kita (Plato)
b.
Realitas
tertinggi adalah apa yang kita lihat dengan indera atau mata kita (Aristoteles)
c.
Akal
atau kesadaran manusia adalah kosong sampai ia mengalami sesuatu (BUKAN ide
bawaan seperti yang disampaikan PLATO)
d.
Pemikiran
Aristoteles berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data, sehingga bisa
melakukan sintesis metode empiris-induktif dan rasional-deduktif
e.
Pemikiran
tentang materi:
-
Materi
tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis) Vs Plato (teori tentang bentuk
ideal)
f.
Pemikiran
tentang GERAK
-
Semua
benda bergerak menuju satu tujuan (theologis)
-
Benda
tidak dapat bergerak sendiri melainkan harus ada yang menggerakkan, penggerak
itu harus mempunyai penggerak pertama yang tidak bergerak (Theos)
g.
Pemikiran
tentang LOGIKA
-
Logika
Aristoteles: Deduktif-Reasoning
-
Logika
Formal
-
Walaupun
dalam penelitian ilmiahnya Ia menyadari pentingnya observasi, eksperimen &
berpikr induktif
-
SILOGISME
ü
Setiap
manusia pasti akan mati (premis mayor)
ü
Socrates
adalah manusia(premis minor)
ü
Simpulan:
Socrates pasti akan mati
h.
Bidang
Bahasa
-
Istilah
relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dll
i.
Bidang
Astronomi
-
Membuktikan
bahwa bumi itu bulat dengan melihat gerhana
j.
Bidang
Biologi
-
Mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis.
k.
Bidang
Sosial
-
Menyatakan
bahwa manusia adalah mahluk sosial
l.
Pemikiran
Lain
-
Mendukung
perbudakan
-
Percaya
dengan anggapan martabat perempuan lebih rendah daripada laki-laki (Cerminan
pandangan umum pada masa itu)
m.
Kemiskinan
adalah Bapaknya revolusi dan kejahatan
n.
Barangsiapa
yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia, pasti yakin bahwa
nasib suatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya