Minggu, 26 Maret 2017

Tokoh Sains dan Pemikirannya

TIGA TOKOH FILSAFAT YUNANI YANG FENOMENAL

Filsafat merupakan cara pandang atau pemikiran terhadap konsep kehidupan. Manusia diberikian akal sehingga manusia dapat berpikir. Manusia dapat melakukan perubahan-perubahan baik terhadap dirinya maupun perubahan lingkungan karena manusia berpikir. Dengan berpikir membuat manusia memperolah pengetahuan.
Sejarah mengenai filasat dimulai dari filsafat zaman kuno (Yunani) sampai dengan filsafat modern. Perkembangan pemikiran muncul bersama dengan pencarian kebenaran. 3 tokoh filsafat kuno yang paling berpengaruh karena pemikiran-pemikirannya yang fenomenal pada saat itu.

1.   SOCRATES



a.   Biografi
Lahir di Athena Yunani 470 SM dari seorang perempuan yang bernama Phainarete yang bekerja sebagai bidan. Ayah Socrates adalah Sophroniscos yang bekerja sebagi pemahat patung dari batu. Socrates memperistri Xantippe dan dikaruniai 3 orang anak Ramprocles, Sophroniscos, dan Menexene. Socrates tumbuh menjadi pribadi yang baik, jujur, dan adil. Cara hidupnya sederhana, pakaian seadanya dan kumal, tanpa alas kaki.
Socrates menyampaikan pemikiran-pemikirannya dengan metode tanya-jawab yang terilhami dari pekerjaan Ibunya sebagai bidan. Metode Dialektika (Maieutika-seni kebidanan) dilakukan  Sokrates dengan cara:
    Mendatangi orang-orang dengan latar belakang berbeda (ahli politik, pejabat, tukang, dan lain-lain)
    Menganalisis pendapat-pendapat
Socrates tidak pernah menulis. Namun demikian ide atau pemikiran-pemikirannya ditulis oleh muridnya yaitu Plato.

b.   Pemikiran-Pemikiran Socrates
     Pada saat itu ajaran dari kaum sofis mengatakan bahwa kebenaran adalah relatif. Semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Tentu saja ajaran ini sangat membingungkan karena mengguncang keyakinan beragama. Plato kemudian menyampaikan pemikirannya bahwa tidak semua kebenaran bersifat relatif. Sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian lagi bersifat khusus. Pola pemikiran seperti ini merupakan pola berpikir induksi/pengetahuan yang sifatnya umum berpangkal dari pengetahuan yang bersifat khusus).
     Jiwa manusia bukan hanya nafas semata, melainkan manusia hidup memiliki “ruh”atau asas hidup yang berarti lebih mendalam. Karena jiwa adalah intisari atau hakikat kehidupan manusia, maka manusia harus mengutamakan kebahagiaan jiwanya (memiliki daimon atau jiwa yang baik)
     Keutamaan adalah Pengetahuan
      Semua hal terkait dengan pengetahuan telah ada
      Baik dan Jahat dikaitkan dengan pengetahuan bukan pada kemauan
Untuk mengetahui keutamaan pada umumnya maka sifat-sifat khusus harus dihilangkan. Pengetahuan umum itu adalah definisi.  Cara tersebut menemukan cara berpikir induktif.
     Keabadian atau Imortalitas
      Orang mati hanya meninggalkan jasad
      Ruh akan menuju ke alam selanjutnya
      Ruh sudah ada sebelumnya

2.      PLATO

Lahir tahun 427/428 SM di Athena
Murid kesayangan Socrates
Dikenal dengan Bapak Filsafat Barat
Membukukan pemikiran-pemikiran Filsafat:
a.   Phaidon
b.   Symposion
c.   Politeria
d.   Phaidros
e.   Republica, dll
Ajaran tentang Ide
a.   Ide menurut Plato: ada ide-ide yang terlepas dari subjek yang berpikir
b.   Semua yang ada di entitas ini semua ada di alam ide-ide tersebut
c.   Ide tidak tergantung pada pemikiran, sebaliknya pemikiran bergantung pada ide
d.   Ajaran tentang Jiwa
a.   Jiwa sebagai pusat/inti sari kepribadian manusia
b.   Kebakaan Jiwa: Jiwa manusia itu baka
-       argumen: kesamaan yang terdapat antara jiwa dan ide
c.   Mengenal sama dengan mengingat
d.   Jiwa terdiri dari 3 bagian:
-       Rasional (to logistikon)
-       Keberanian (to thymoaeides)
-       Keinginan (to epithymetikon)
e.   Ajaran tentang Negara
-       Tujuan hidup manusia adalah tujuan yang baik (eudamonia atau well-being)
-       Untuk hidup yang baik harus dalam negara yang baik
-       Konsep negara ideal:
Ø Golongan tertinggi: orang-orang yang memerintah (filosof)
Ø Golongan pelengkap/menengah: prajurit
Ø Golongan terendah: rakyat biasa, petani, pedagang, tukang.
ANALOGI NEGARA DENGAN TUBUH
TUBUH
JIWA
SIFAT
NEGARA
Kepala
Akal
Kebijaksanaan
Pemimpin
Dada
Kehendak
Keberanian
Pelengkap
Perut
Nafsu
Kesopanan
Pekerja

3.      ARISTOTELES

Lahir pada 384 SM-322 SM. Aristoteles merupakan murid Plato.
Pemikiran Aristoteles dibagi menjadi 3 bagian:
a.    Pada saat masih belajar di Akademia Plato
b.    Pada saat menggembara
c.    Pada saat memimpin Lyceum
Pemikiran Aristoteles
a.    Realitas tertinggi adalah apa yang kita pikirkan dengan akal kita (Plato)
b.    Realitas tertinggi adalah apa yang kita lihat dengan indera atau mata kita (Aristoteles)
c.    Akal atau kesadaran manusia adalah kosong sampai ia mengalami sesuatu (BUKAN ide bawaan seperti yang disampaikan PLATO)
d.    Pemikiran Aristoteles berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data, sehingga bisa melakukan sintesis metode empiris-induktif dan rasional-deduktif
e.    Pemikiran tentang materi:
-       Materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis) Vs Plato (teori tentang bentuk ideal)
f.     Pemikiran tentang GERAK
-       Semua benda bergerak menuju satu tujuan (theologis)
-       Benda tidak dapat bergerak sendiri melainkan harus ada yang menggerakkan, penggerak itu harus mempunyai penggerak pertama yang tidak bergerak (Theos)

g.    Pemikiran tentang LOGIKA
-       Logika Aristoteles: Deduktif-Reasoning
-       Logika Formal
-       Walaupun dalam penelitian ilmiahnya Ia menyadari pentingnya observasi, eksperimen & berpikr induktif
-       SILOGISME
ü Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor)
ü Socrates adalah manusia(premis minor)
ü Simpulan: Socrates pasti akan mati
h.    Bidang Bahasa
-       Istilah relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dll
i.      Bidang Astronomi
-       Membuktikan bahwa bumi itu bulat dengan melihat gerhana
j.      Bidang Biologi
-       Mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
k.    Bidang Sosial
-       Menyatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial
l.      Pemikiran Lain
-       Mendukung perbudakan
-       Percaya dengan anggapan martabat perempuan lebih rendah daripada laki-laki (Cerminan pandangan umum pada masa itu)
m.   Kemiskinan adalah Bapaknya revolusi dan kejahatan
n.    Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia, pasti yakin bahwa nasib suatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya

Lokasi: Pekalongan, Pekalongan City, Central Java, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar